Profil Harry Budi Sidharta, Karier Mengesankan di Perusahaan Milik Negara

Perubahan Jajaran Direksi PT Timah Tbk
PT Timah Tbk (TINS) melakukan perombakan jajaran direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung pada Rabu (29/10/2025). Hasil akhir RUPSLB, perusahaan memutuskan menambah dua posisi baru, yakni wakil direktur utama serta direktur produksi dan komersial. Sementara itu, direktur operasi dan komersial berubah nomenklatur menjadi direktur operasi.
Pemegang saham menyetujui pengangkatan Harry Budi Sidharta sebagai Wakil Direktur Utama. Harry sebelumnya menjabat sebagai Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS). Selain itu, disetujui pengangkatan Ilhamsyah Mahendra sebagai Direktur Produksi dan Komersial. Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) periode Juli 2024-Juni 2025. Adapun Handy Geniardi ditunjuk sebagai Direktur Operasi, menggantikan Nur Adi Kuncoro yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasi dan Produksi.
Nur Adi Kuncoro sebelumnya sudah diberhentikan sementara dari jabatannya sejak 13 Oktober 2025 oleh Dewan Komisaris karena terdapat alasan yang mendesak bagi perseroan. Corporate Secretary PT Timah, Rendi Kurniawan, menyatakan bahwa keputusan perubahan pengurus ini diambil dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk memperkuat strategi bisnis perusahaan dalam menghadapi tantangan industri timah global yang semakin dinamis dan memperkuat kinerja keberlanjutan.
Menurutnya, langkah ini menjadi upaya memperkuat tata kelola perseroan serta meningkatkan kinerja operasional dan bisnis perusahaan ke depan dan mendorong tercapainya kinerja yang telah ditetapkan. “Pergantian pengurus menjadi momentum penyegaran untuk terus memperkuat sinergisitas di internal perusahaan. PT Timah berkomitmen memperkuat tata kelola, meningkatkan kinerja operasional, dan memastikan kontribusi perusahaan bagi negara serta masyarakat dapat terus berjalan secara berkelanjutan,” ujar Rendi dalam keterangan resmi.
Dengan susunan pengurus yang baru, perseroan optimistis dapat memperkuat daya saing, meningkatkan efisiensi, serta memperluas kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi nasional dan daerah. Manajemen juga berharap dukungan dan sinergi dari masyarakat di wilayah operasional perusahaan dapat terus terjalin, sehingga upaya peningkatan kinerja dan keberlanjutan usaha PT Timah dapat berjalan seiring dengan kemajuan daerah.
Susunan Baru Pengurus PT Timah Tbk
Dewan Komisaris:
- Komisaris Utama/Komisaris Independen: Agus Rohman
- Komisaris Independen: Yuslih Ihza Mahendra
- Komisaris Independen: M. Hita Tunggal
- Komisaris: Rizani Usman
- Komisaris: Eniya Listiani Dewi
Dewan Direksi:
- Direktur Utama: Restu Widiyantoro
- Wakil Direktur Utama: Harry Budi Sidharta
- Direktur Operasi: Handy Geniardi
- Direktur Pengembangan Usaha: Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara
- Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Fina Eliani
- Direktur Sumber Daya Manusia: Andi Seto Gadhista Asapa
- Direktur Produksi dan Komersial: Ilhamsyah Mahendra
Profil Harry Budi Sidharta
Harry Budi Sidharta lahir pada 27 Desember 1977 di Denpasar. Ia memiliki pengalaman panjang di manajemen BUMN. Sebelum menjabat di TINS, ia menjadi direktur perencanaan bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS) sejak Juli 2025, setelah sebelumnya berkarier di PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Harry meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Brawijaya pada 2002 dan Magister Manajemen dari Prasetiya Mulya Business School pada 2008. Karierinya mencakup berbagai posisi strategis, termasuk VP Strategic Planning & Business Development PIS (2019–2021), direktur niaga PIS (2021–2022), Direktur Utama PT Nusantara Regas (2022–2023), serta berbagai posisi di PGN hingga 2025.
Jejak Karier Harry Budi Sidharta
Harry menjabat sebagai Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN sejak 2020. Ia sebelumnya menjadi Direktur Utama PT Nusantara Regas (2022-2023) dan Direktur Komersial PT Pertamina International Shipping (2019-2022). Di PGN, Harry mendorong digitalisasi melalui aplikasi Quick Engineering Standards, diluncurkan pada September 2024, untuk mempercepat desain infrastruktur gas. Ia juga mengawasi proyek jaringan gas rumah tangga (jargas) GasKita, dengan penyaluran gas perdana untuk 2.173 sambungan di Semarang pada Maret 2024 dan target 117.000 sambungan pada 2024.
Pada 2023, ia memimpin konsorsium distribusi biomethane dari Palm Oil Mill Effluent di Sumatra Selatan, mendukung ekspor bio-LNG ke Jepang. Kekayaan Harry menjadi sorotan di tengah penyidikan KPK terhadap kasus korupsi jual beli gas PGN dengan PT Inti Alasindo Energi periode 2017-2021, yang menyebabkan kerugian negara US$15 juta (Rp252,2 miliar). Kasus ini tidak melibatkan Harry, melainkan mantan Direktur Komersial PGN, Danny Praditya, dan Komisaris PT IAE, Iswan Ibrahim.
Jabatan Strategis Harry Budi Sidharta
Harry Budi Sidharta memiliki pengalaman menjadi direksi di sejumlah perusahaan pelat merah. Beberapa jabatan strategis yang pernah diemban Harry antara lain: - VP Strategic Planning & Business Development di PIS sepanjang 2019 hingga 2021 - Direktur Niaga di perusahaan yang sama pada 2021 hingga 2022 - Direktur Utama PT Nusantara Regas sepanjang 2022 hingga 2023 - Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis di PT Perusahaan Gas Negara Tbk pada 2023 - Direktur Infrastruktur dan Teknologi di PT Perusahaan Gas Negara Tbk pada 2025 - Direktur Perencanaan Bisnis di PT Pertamina International Shipping (PIS) pada 4 Juli 2025
Harta Kekayaan Harry Budi Sidharta
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2024 yang disampaikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Harry memiliki total kekayaan sebesar Rp9.989.752.500, setelah dikurangi utang Rp1,8 miliar. Kekayaan Harry terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp4.200.000.000, yang mencakup empat aset. Aset terbesar adalah tanah dan bangunan seluas 131 m⊃2;/90 m⊃2; di Kota Tangerang Selatan senilai Rp1.700.000.000, sedangkan aset terkecil adalah tanah seluas 1.350 m⊃2; di Pandeglang senilai Rp350.000.000, diperoleh melalui hibah tanpa akta.
Tiga aset lainnya di Tangerang Selatan dan Bogor merupakan hasil sendiri. Harta dalam kategori alat transportasi dan mesin bernilai Rp710.000.000, meliputi mobil Mitsubishi Pajero 2022 (Rp550 juta), motor Honda Monkey 2022 (Rp80 juta), dan motor Honda Dax 2022 (Rp80 juta), semuanya hasil sendiri. Harry juga memiliki surat berharga senilai Rp5.000.000.000 dan kas serta setara kas sebesar Rp1.879.752.500. Total aset sebelum pengurangan utang mencapai Rp11.789.752.500.
Posting Komentar