Contoh dan Penjelasan Puisi Prismatis: Definisi & Ciri-Kirinya
Karya sastra berupa puisi merupakan salah satu bentuk ekspresi peristiwa atau ungkapan yang disampaikan melalui kata-kata indah. Puisi dalam khazanah sastra Indonesia memiliki berbagai bentuk dan gaya yang terus mengalami perkembangan.
Salah satu jenis puisi modern yang cukup unik ialah puisi prismatis. Jenis puisi prismatis terbilang kaya akan makna dan dapat ditafsirkan secara luas.
Puisi prismatis hadir dengan berbagai makna yang multy-interpreable, menghadirkan banyak interpretasi makna. Jadi susunan gaya bahasanya terbilang konotatif.
Melansir E-Modul “Kajian dan Apresiasi Puisi dan Prosa” ditulis oleh Iis Ristiani, penulis puisi prismatis dapat menyelaraskan kemampuannya menciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, tetapi juga tidak terlalu gelap.
Contoh penyair besar dengan karya berupa puisi prismatis, antara lain: Chairil Anwar dan Amir Hamzah. Tidak semua puisi yang ditulis oleh penyair bersifat prismatis. Penulisannya tergantung pada ekspresi perasaan atau peristiwa yang kemudian dituangkan dalam kata-kata.
Selain puisi prismatis, sebaliknya ada puisi diafan atau disebut juga dengan puisi polos. Puisi diafan adalah puisi yang banyak menggunakan bahasa denotatif .
Jenis puisi ini kurang sekali menggunakan pengimajian, kering akan majas dan versifikasi sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Ide diungkapkan secara polos dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang biasa.
Puisi prismatis dan puisi diafan merupakan dua jenis pengelompokan puisi berdasarkan bahasa yang digunakan. Singkat kata, puisi prismatis menggunakan bahasa konotatif, sedangkan puisi diafan menggunakan bahasa denotatif.
Lantas, bagaimana penjelasan lebih detail tentang puisi prismatis dan seperti apa contoh puisi prismatis? Simak selengkapnya dalam artikel ini.
Puisi prismatis merupakan salah satu jenis puisi di Indonesia. Mengutip dari E-Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII (Maya Lestasi Gustifitri & Elly Delfia, 2021), puisi prismatis adalah puisi yang mengandung majas atau kiasan sehingga maknanya tidak terlalu mudah untuk ditafsirkan.
Jenis puisi satu ini dapat menghadirkan eksplorasi bentuk, makna, dan perspektif secara bersamaan. Ibaratnya seperti cahaya yang menembus prisma dan memecah warna.
Berdasarkan E-Modul “Kajian dan Apresiasi Puisi dan Prosa” (Iis Ristiani), puisi prismatis adalah puisi yang menggunakan bahasa konotatif. Kandungan dalam puisi prismatis terbilang sulit dimaknai secara langsung karena setiap bagian dari puisi prismatis mempunyai lebih dari satu makna.
Itulah yang kemudian meyebabkan puisi prismatis memiliki penafsiran berlapis. Kata-kata yang tersusun di dalam puisi prismatis mengandung majas dan perlu ditafsirkan supaya pesan-pesan di dalamnya bisa dipahami.
Puisi prismatis memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan jenis puisi lain. Apa saja ciri puisi prismatis?
1. Bersifat Multisemiotik
Ciri puisi prismatis salah satunya ialah bersifat multisemiotik. Maksudnya puisi prismatis menggunakan berbagai unsur makna, baik makna dari segi bunyi, bentuk, maupun visual.Kadang kala puisi prismatis bisa dibaca dari berbagai arah. Beberapa puisi prismatis juga memiliki susunan tata letak yang tak biasa, tak seperti umumnya puisi.
2. Tidak Linier
Tidak linier merupakan salah satu ciri-ciri puisi prismatis. Ini membedakannya dengan puisi naratif atau puisi liris.Jika puisi naratif atau liris cenderung mengikuti alur tertentu, maka puisi prismatis justru menyebar. Puisi prismatis mengizinkan pembaca untuk menginterpretasikan dari berbagai sudut pandang.
3. Eksperimen Bahasa
Puisi prismatis kaya akan unsur lingual atau unsur bahasa. Penulisnya memaksimalkan berbagai cara untuk membuat susunan puisi prismatis hadir dengan kekayaan bahasa.Mula dari ejaan, pelafalan, hingga struktur kalimat ditampilkan dalam puisi prismatis. Dengan demikian, puisi prismatis mampu menghadirkan efek atau makna yang tidak biasa.
4. Interpretasi Terbuka
Puisi prismatis memiliki sifat yang tidak linier seperti dijelaskan sebelumnya. Hal itu menyebabkan puisi prismatis mampu membuat pembaca untuk menafsirkan dengan berbagai makna.Tak heran jika puisi ini disebut dengan multy-interpretable, memiliki banyak penafsiran. Pembaca dipersilakan untuk membuat interpretasi atas susunan kata-kata dalam puisi prismatis. Tentu penafsiran ini akan terproses dengan perspektif masing-masing pembaca.
Contoh puisi prismatis diperlukan untuk memberi gambaran yang lebih jelas. Selain itu, contoh puisi prismatis juga dapat membantu pembaca membuat puisi prismatis sendiri lantaran sudah mendapat gambaran yang memadai. Apa saja contoh puisi prismatis?
1. Puisi “1943” oleh Chairil Anwar
Racun berada di reguk pertamaMembusuk rabu terasa di dada
Tenggelam darah nanah Matam kelam-membelam jalan
kaku-lurus.
Putus Candu
Tumbang
Tanganku menadah patah
Luluh
Terbenam
Hilang
Lumpuh
Lahir tegak
Berderak
Rubuh
Runtuh
Mengaum.Mengguruh
Menentang.Menyerang
Kuning
Merah Hitam
Kering
Tandus
Rata Rata
Dunia Kau
Aku Terpaku
2. Puisi “Amuk” oleh Sutardji Calzoum Bachri
aku bukan penyair sekedaraku depan
depan yang memburu membebaskan kata
memanggilMu
pot pot pot
pot pot
kalau pot tak mau pot
biar pot semau pot mencari pot
pot
hei Kau dengar menteraku
Kau dengar kucing memanggilMu izukalizu
mapakazaba itasatali
tutulita
papaliko arukabazaku kodega zuzukalibu tutukaliba dekodega
zamzam logotokoco zukuzangga zegezegezezukuzangga zege
zegeze zukuzangga zegezegeze zukuzang
ga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zu kuzangga
zegezegeze
aahh.. . . !
nama kalian bebas
carilah tuhan semaumu
3. Puisi “Sajak Putih” oleh Chairil Anwar
Bersandar pada tari warna pelangiKau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah
4. Puisi “Elegi” oleh Linus Suryadi AG
Akulah tongkang sendirianperahu di tengah lautan
sungsang menampung malam
rambu-rambu dunia lataku
mendayung tiang tenggelam meraih
letih, O, Gelombang
lautan suara sibuk
dalam diri memburu
memburu yang kehilangan
5. Puisi “Teratai” oleh Sanusi Pane
(Kepada Ki Hajar Dewantoro)Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Akar tumbuh di hati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Bersemi di kebun Indonesia
Biarpun sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga zaman
Jenis puisi prismatis termasuk puisi modern yang menikmati kebebasan berekspresi dan kebebasan untuk diinterpretasi. Ciri khas puisi prismatis dengan susunan bahasa yang konotatif membuat puisi ini memiliki penafsiran yang sangat luas.
Membaca dan menulis puisi prismatis dapat menawarkan pengalaman berpuisi yang lebih eksploratif. Beberapa contoh puisi prismatis pendek di atas dapat memberi gambaran memadai terkait puisi prismatis.
Tak heran jika puisi prismatis mampu memberikan ruang bermain yang menarik bagi pembaca. Kekayaan makna puisi prismatis penuh dengan daya kebebasan.
Posting Komentar